Anak Sulit Mandiri, Orang Tua Harus Bagaimana?


Dear parents, I don’t know how to start this article, I don’t know what kind of sentences that properly fit into the opening, but I suggest you all parents should read my 2 articles before about child independence or you can click the child independence tag… make yourself ready to read my third article about child independence hehehe

medimanage.com

Jadi gini… di artikel kedua saya sempat menjanjikan akan sharing tentang hambatan dalam mengembangkan kemandirian pada anak. Sebagai seseorang yang selalu (berusaha) menepati janji, these words below will tell you about apa yang dapat orang tua lakukan ketika anak sulit untuk melakukan daily routine secara mandiri?

Sebenarnya, ada beberapa alasan dibalik anak menolak untuk melakukan tugas secara mandiri, seperti:
-          Cara komunikasi anak yang sulit dipahami orang tua
Beberapa anak tidak dapat mengutarakan maksud hatinya dengan tepat, misalnya ketika mengalami kesulitan membuka tutup botol, anak bukannya mengkomunikasikan kepada orang tuanya malah menampilkan emosi negative seperti menangis, marah atau tantrum.
-          Anak tidak mau meninggalkan current activity untuk melakukan aktivitas lain
Pernah mendapati anak yang susah banget disuruh mandi pas lagi main? Anak-anak akan memilih aktivitas yang menurutnya lebih seru seperti bermain atau menonton acara tv favorit dan akan berat hati meninggalkan itu semua ketika disuruh mandi atau makan, terkadang bahkan ada anak yang keras kepala dan tetap bermain.

Kedua poin di atas adalah contoh kesulitan orang tua dalam mendidik anak melakukan daily routine. Di bawah ini adalah kemungkinan-kemungkinan hambatan yang anak alami ketika mengerjakan rutinitas serta perlakuan apa yang dapat orang tua berikan:

  • -   Cari perhatian: anak ingin mendapatkan perhatian orang tua karena pengalaman saat melakukan inappropriate behavior seperti menumpahkan air minum lebih mendapatkan perhatian dibandingkan ketika anak menunjukkan perilaku yang baik
o   Abaikan atau setidaknya berikan perhatian yang minimal ketika anak menunjukkan inappropriate behavior. Kebanyakan orang tua langsung refleks marah-marah atau menghampiri anak. Sebaliknya, orang tua dapat memberi tahu anak bahwa apa yang dilakukannya tidak tepat serta menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan anak dengan tenang dan jelas.
o   Daripada fokus pada inappropriate behavior anak, lebih baik orang tua peka terhadap appropriate behavior yang anak tampilkan. Pemberian reward seperti pujian lebih efektif meningkatkan perilaku yang baik ketimbang pemberian hukuman yang bertujuan untuk menurunkan perilaku yang buruk. Dengan pujian, sesederhana apapun itu, anak akan merasa diperhatikan dan dihargai, serta dapat menjadi motivasi anak untuk tetap mempertahankan perilaku tersebut.

  • -   Tidak memahami perintah orang tua atau apa yang harus dilakukannya
o   Kunci utamanya adalah restate yaitu mengulang kembali perintah atau penjelasan apa yang harus dilakukan anak. Restate sebaiknya diucapkan dengan menggunakan kalimat positif serta mengindikasikan petunjuk, arahan, atau bahkan contoh. Misalnya, “Jadi kalau susunya sudah habis diminum, kamu harus buang kotaknya ke tempat sampah di dapur ya, nak.” Orang tua dapat memberikan arahan dengan memegang kotak susu dan menunjuk ke arah dapur.

  • -   Lupa perintah
o   Terkadang, karena asyik bermain anak lupa apa yang harus ia lakukan setelahnya. Orang tua dapat menjadi alarm atau reminder agar anak sadar bahwa setelah bermain ternyata ada yang harus ia lakukan. Misalnya dengan kalimat, “5 menit lagi mandi ya, dek” atau “setelah main, mainannya diberesin ya.”

  • -   Tidak mendengar perintah
o   Salah satu sebab anak tidak mendengar adalah karena anak tidak perhatian. Orang tua dapat menghampiri dan menjelaskannya dengan tenang. Pastikan anak memberikan perhatian terhadap apa yang orang tua katakan dengan bertanya apakah anak mengerti.
o    Akan lebih baik jika orang tua menjelaskan secara verbal disertai gesture dan contoh, dengan begitu anak bukan cuma perhatian tetapi juga mendapatkan bayangan apa yang harus ia lakukan.

  • -   Merasa diburu-buru atau bingung
o   Ketika anak belajar rutinitas baru, orang tua harus paham bahwa anak butuh extra time untuk menyelesaikannya. Hal ini karena anak memasukkan informasi baru yang belum pernah ia terima sebelumnya dan mencoba untuk membiasakan diri dengan rutinitas tersebut. Sehingga ada baiknya orang tua tidak meminta anak untuk melakukannya dengan cepat.
o   Anak yang bingung dengan urutan rutinitas terkadang membuat orang tua sedikit frustrasi. Orang tua dapat menenangkan diri terlebih dulu dengan take deep breath sampai benar-benar merasa tenang, lalu jelaskan pada anak dengan sabar apa saja dan bagaimana cara melakukan rutinitasnya tersebut.

  • -   Mengalami kesulitan atau membutuhkan bantuan orang lain
o   Ketika anak belajar rutinitas baru, orang tua sebaiknya menjelaskan tahapan demi tahapan yang disertai dengan peragaan atau contoh dan meminta anak untuk mencoba agar orang tua dapat mengevaluasi anak
o   Memberikan bantuan bila perlu. Orang tua dapat memberikan bantuan di bagian yang sulit, lalu minta anak untuk melanjutkan hingga selesai
o   Memuji anak di setiap usahanya untuk mencoba pada tiap tahap

  • -   Membutuhkan motivasi
o   Orang tua dapat mengucapkan kalimat-kalimat positif yang memotivasi anak, terutama ketika anak mengalami kesulitan dan terlihat menyerah, seperti “Anak pinter kayak adek pasti bisa melakukannya. Memang kayaknya susah di awal, tapi Bunda yakin kamu bisa, nak. Bunda bakal ajarin adek, tenang aja.”


Adalah hal yang penting untuk memahami dari sudut pandang anak agar orang tua dapat memberikan perlakuan yang tepat. Kunci utama dalam belajar daily routine secara mandiri adalah dukungan dan disiplin. Anak akan semangat belajar dan melakukan rutinitasnya karena dukungan dari orang tua. Dukungan dapat berupa kehadiran orang tua yang membimbing hingga pemberian reward sebagai bentuk penghargaan orang tua atas pencapaian anak. Apa yang sudah orang tua tanamkan kepada anak tentu akan bertahan lama jika orang tua dan anak sama-sama disiplin dalam menjalani rutinitas. Disiplin tidak melulu identik dengan keras atau aturan yang kaku. Suatu aktivitas akan berubah menjadi rutinitas jika ada komitmen untuk selalu mengerjakan dan perasaan can’t go without, sehingga disiplin menjadi salah satu kunci wajib yang harus dipegang orang tua maupun anak untuk membuka pintu kemandirian anak.

"If teaching is to be effective with young children, it must assist them to advance on the way to independence." - Maria Montessori

See you on my next article!

Referensi:
 diakses pada 22 Desember 2014

Share this:

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment

0 Feed Back:

Posting Komentar