Semakin Dilarang, Semakin Sayang?

Pernah makin jatuh cinta dengan seseorang ketika dilarang oleh orang tua? Atau pernah nggak sih kamu pergi secara sembunyi-sembunyi untuk ketemu dengan seseorang yang nggak disukai orang tua?

Ternyata, semakin seseorang tidak dibebaskan memilih apa yang dia inginkan (baik seseorang maupun situasi) maka semakin besar pula usahanya untuk mendapatkan kebebasan tersebut (Brehm & Brehm, 1981). Jadi, semakin besar halangan yang kita hadapi untuk memiliki seseorang, maka semakin dalam pula perasaan kita pada orang tersebut, lho.

Mari kita bahas ya, yaitu tentang cinta yang dilarang oleh orang tua. Ketika mencintai seseorang, secara nggak sadar kita mengarahkan perilaku kita untuk dapat memiliki orang tersebut. Di sisi lain, ada beberapa resiko yang mungkin kita alami, salah satunya adalah ketika cinta kita terhadap seseorang dilarang oleh orang tua. Hal ini sering terjadi di kalangan anak muda yang belum menikah, atau biasa disebut dengan berpacaran. Para ilmuwan telah menamakan fenomena ini sebagai Romeo and Juliet effect: Semakin orang tuanya campur tangan dalam hubungan, semakin dalam pula cinta yang dirasakan terhadap pasangannya (Driscol, Davis, & Lipetz, 1972). Perasaan cinta tersebut akan semakin kuat apabila orang tua terus menerus terlibat aktif dalam hubungan anaknya. Peneliti lain menambahkan teori ini dengan menyebutkan bahwa Romeo and Juliet effect tidak selalu terjadi sepanjang waktu (Leslie, Huston, & Johnson, 1986), artinya ketika orang tua melarang atau mengganggu hubungan anak dan pasangannya belum tentu akan menambah kuat cinta di antara mereka. Namun, hasil dari penelitian tersebut dapat menjadi pesan penting bagi orang tua, bahwa orang tua harus betul-betul memikirkan secara matang ketika akan melarang anaknya untuk berhubungan dengan orang lain. Bisa jadi pasangan yang dilarang oleh orang tua akan semakin terlihat menarik di mata anak.

Bagi kamu yang berada di kondisi ini jangan senang dulu ya. Bukan berarti kamu bisa menggunakan tulisan ini sebagai tiket untuk minta restu ke orang tua. Hehehe. Memang menyenangkan apabila kita memiliki hubungan yang direstui oleh orang tua apalagi sampai didukung dan diberikan kepercayaan penuh untuk memilih dengan siapa kita akan berhubungan. Ketika orang tua ikut campur masalah percintaan kamu, jangan langsung sedih dan menganggap bahwa orang tua tidak mengerti apa yang kita inginkan. Temukan sisi positifnya. Setiap orang tua tentu ingin yang terbaik untuk anaknya, termasuk dengan siapa anaknya bergaul. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk perhatian orang tua terhadap anaknya di usia remaja, dan ini adalah hal yang wajar. Kebanyakan orang tua melarang anaknya berpacaran karena kurangnya keterbukaan antara anak dan orang tua, sehingga orang tua tidak mendapatkan gambaran sejauh mana anaknya bisa diberi kepercayaan. Pun sebagai anak, kamu juga tidak mendapatkan gambaran bagaimana orang yang diperbolehkan untuk menjalin hubungan denganmu.

Kalau kamu merasa yakin bahwa seseorang yang kamu cintai adalah orang yang baik dan berhak mendapatkan kepercayaan dari orang tuamu, buktikan. Buktikan dengan cara mengenalkannya sebagai teman baikmu. Nggak perlu terburu-buru mengenalkannya sebagai pacar. Perlihatkan bahwa dia adalah orang yang sopan dan bisa menjagamu. Jika orang tuamu terlihat welcome dengan si dia, coba ajak makan dan ngobrol santai bersama orang tuamu. Jangan ngotot bahwa dia adalah satu-satunya yang terbaik. Kalau bertemu dengan orang tuamu aja nggak mau, perlu ditanya lagi tuh keseriusannya untuk tetap jadi pacar kamu. Psst... pasangan yang baik itu adalah yang mau mengenalkan kamu ke orang tuanya, dan dia juga mau dikenalkan ke orang tuamu. Itu artinya ada keseriusan di hubungan kalian.

Yuk, mulai sekarang terbuka sama orang tua, kenalkan dengan siapa kamu bergaul dan apa aja yang kamu lakukan dengan mereka. Be an unbelievable trusted child your parent should proud of!

Sumber: 
Brehm, S. S., & Brehm, J. W. (1981). Psychological reactance: A theory of freedom and control. New York: Academic Press. 
Driscoll, R, Davis, K w., & Lipetz, M. E. (1972). Parental interference and romantic love. Journal of Personality and Social Psychology, 24, 1-10.

Share this:

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment

0 Feed Back:

Posting Komentar