Perkara Selingkuh


Any of you ada yang pernah selingkuh? Diselingkuhin? Atau jadi selingkuhan?

Kenapa ya ada orang yang memilih selingkuh?

Banyak peselingkuh (dalang utama perselingkuhan, bukan atlet olahraga selingkuh) yang punya mindset kalau selingkuh itu challenging karena menyembunyikan sesuatu dan harus memikirkan taktik  gimana caranya biar nggak ketahuan.

Bukannya mau menyudutkan para lelaki, but basically laki-laki lah yang memiliki ketertarikan dengan hal-hal yang menantang. Makanya banyak survey dan penelitian yang menyebutkan bahwa laki-laki lebih cenderung untuk selingkuh ketimbang perempuan.

Di sisi lain, perempuan adalah makhluk paling gampang baper atau kebawa perasaan. Dijanjiin hal-hal yang bahagia, diberikan perhatian yang meluap-luap, apalagi kalau sampai diberikan kesejahteraan materil oleh laki-laki, sekecil apapun bentuknya akan bersemayam di pikiran perempuan. Walaupun tahu laki-laki itu udah nggak single lagi.

Bukannya tidak membela kaum sendiri, tapi faktanya lebih banyak perempuan diselingkuhin dan atau menjadi selingkuhan. Parahnya, ada aja perempuan yang secara sukarela dan sadar menjadi selingkuhan berasas “yang penting aku bahagia”. Hah. Bahagia di atas penderitaan orang ya, mbak?

Terlepas dari perbedaan gender, peselingkuh dan selingkuhan tentu punya alasan tersendiri kenapa mereka mampu melakukannya. Kebanyakan sih karena adanya pandangan tidak puas terhadap pasangan yang disertai adanya kesempatan.

Ya intinya gitu lah ya.

Well, selingkuh mengindikasikan muatan-muatan negatif seperti pengkhianatan, ketidakjujuran, perseteruan, dan ketidakadilan. Bukan selingkuh namanya kalau nggak ada kehadiran orang ketiga dan hubungan spesial yang disembunyikan.

Orang ketiga bisa aja orang-orang terdekat atau yang pernah dekat, misalnya teman sendiri atau mantan pacar. Selingkuhan juga bisa tidak memiliki hubungan apa-apa bahkan tidak mengenal pihak yang diselingkuhin, misalnya teman kampus peselingkuh.


Buat kamu, yang pernah/sedang diselingkuhin… dan kamu mengetahuinya secara jelas…

Iya, emang sakitnya tuh dimana-mana, nggak hanya di hati. Di pikiran pun kadang nggak kalah capeknya sama pergulatan hati. Bahkan kamu bisa merasa lemas, mata merah dan perih karena kebanyakan nangis, susah tidur, males makan, dan hal-hal yang membuat kamu terlihat sangat pathetic.

Orang yang sedang berbahagia di atas pengkhianatan (re: selingkuh) cenderung tidak tertarik dengan orang yang matanya sembab, menghujat keadaan di sosial media, memohon-mohon untuk tetap tinggal, apalagi sampai berbuat hal-hal aneh let’s say seperti self injury, meneror, atau mengancam akan bunuh diri.

Mereka nggak akan begitu aja iba dan menyudahi perselingkuhan.

Dan kamu berharap dia yang telah selingkuh kembali, memulai dari awal lagi, dan berharap semua akan berjalan baik-baik aja? Nggak akan semudah itu, Sayang.

Menangis sejadi-jadinya di sudut kasur atau di bahu sahabat adalah suatu hal yang wajar dilakukan oleh orang yang baru saja menyadari adanya pengkhianatan. Lakukanlah sewajarnya.

Percayalah, kemarahan yang mengarahkanmu untuk melabrak selingkuhan nggak akan membuatmu menjadi lebih terhormat. Apalagi kalau dilakukan di tempat umum, seperti dunia harus tahu kalau kamu adalah korban yang suci dan dia adalah perebut kebahagiaan yang hina.

Norak.

Yang nulis-nulis status nyindir-nyindir selingkuhan juga nggak kalah norak. Udah gitu kelihatan banget pengecutnya.

Mostly, orang yang diselingkuhin itu saking kesalnya, hanya menyalahkan satu pihak yaitu si selingkuhan. Gini deh, selingkuh sama goda-godain (flirt) itu beda lho ya. Totally different. Tapi iya, flirt bisa jadi permulaan untuk selingkuh.

Flirt itu dilakukan si A untuk menarik perhatian si B yang pacaran sama si C. Si B tidak tertarik, alih-alih setia pada si C. Oke, si A yang salah, tapi si C lebih baik nggak menghardik si A, karena menurut gue itu adalah salah satu cara yang salah untuk menjaga seseorang (si B) agar tetap berada di sisi (si C). Semoga tuan dan nyonya mengerti.

Nah, selingkuh itu dilakukan jika ada ketertarikan yang saling antara si A dan si B. Maka, menurut gue salah besar kalau si C hanya menyalahkan si A yang dianggap sebagai perusak, dengan tujuan menjaga keutuhan hubungan bersama si B yang juga sebenarnya seorang perusak. Bedanya si A perusak hubungan orang, si B perusak hubungan sendiri. Masih mau ngebelain si B? Ngaco.

Selama kamu masih di status pacaran kemudian diselingkuhin tapi dia mengaku salah dan sukses membuat kamu berpikir kembali untuk tetap tinggal, selamatkan hubunganmu dengan rasional. Kalau alasan selingkuhnya adalah ketidakbahagiaan dalam hubungan, ungkapkan dan tanyakan menurutnya what makes your relationship work? Apakah karena jarang berkomunikasi, ataukah kamu banyak maunya? Lalu, tanyakan menurutnya kamu itu harus gimana?

Selama kamu masih di status pacaran kemudian diselingkuhin tapi dia malah meninggalkanmu dan memilih yang lain, relakanlah dengan kesabaran dan kebesaran hati yang kamu punya. Apalagi kalau alasannya kamu lebih ‘rendah’ daripada orang lain tersebut. Nggak akan ada gunanya mempertahankan orang yang bahkan tidak mampu membuatmu merasa lebih berharga.

Oh ya, yang ini khusus. Kalau selingkuhnya sama sahabat sendiri kamu gimana? Jelas. Nggak perlu diperebutkan atau dipertahankan. Biarkan tukang selingkuh dan pengkhianat persahabatan bersatu dan lihat apa yang terjadi nanti. Hohoho. Kalau di film-film sih orang-orang jahat yang bersekutu hidupnya juga nggak akan jauh-jauh dari pengkhianatan dan jauh dari rasa berkecukupan.

Buat kamu, yang pernah/sedang berselingkuh… dan sulit mengakhiri semua ini…

Yakinlah, bahagianya kamu itu nggak murni bahagia. Nggak akan bisa. Bahagianya kamu itu dihantui kekhawatiran kalau-kalau ketahuan. Bahagianya kamu itu dikejar-kejar akan kepastian hubungan dengan selingkuhan. Bahagianya kamu itu menghadirkan sejuta kebohongan dan kenyataan yang disembunyikan. Bahagianya kamu itu menyedihkan.

Jauh lebih menyedihkan daripada dia yang kamu tinggalkan untuk dia yang lain.

Kalau kamu merasa sulit memulai dan memutuskan untuk menjalani perselingkuhan, percayalah bahwa mengakhirinya bisa 100 kali lipat lebih sulit. Memilih hati bukan perkara mudah, kawan. Beberapa hal penting dalam dirimu akan dipertaruhkan, harga diri misalnya.

Orang yang berhasil selingkuh dengan mulus, bukan berarti orang yang karismatik dan punya harga diri tinggi. Sama sekali bukan. Dan kalau pacar kamu tahu kamu selingkuh tapi masih mengharapkan kamu, please banget jangan jumawa. Jangan besar kepala. Dia belum sadar aja, kalau kesedihannya itu ternyata nggak lebih memilukan daripada kesedihan yang kamu miliki.

If you’re unhappy, just quit. Don’t cheat. Selingkuh bukan jalan menyelesaikan masalah di dalam hubungan. Tapi selingkuh bisa jadi salah satu cara ampuh untuk menambah keruh masalah di dalam hubungan. Kalau kamu merasa nggak tahan dengan masalah, lalu menyudahi hubungan tanpa perselingkuhan, masalahnya jelas: hanya kamu dan dia. Tapi kalau ditambah selingkuh segala, masalahnya lebih ribet: kamu, dia, dan dia yang satunya lagi. Belum lagi sekutu-sekutunya.

Nah, kalau kamu lagi selingkuh tapi belum ketahuan, cermatilah. Mungkin kamu masih diberi kesempatan untuk berpikir dan memilih. Ambil langkah dengan risiko konsekuensi negatif terkecil. Kalau ternyata kamu memutuskan untuk kembali ke dia yang lebih dulu, ungkapkan penilaian kamu terhadap dirinya dan apa yang kamu inginkan darinya selama itu masih dalam batas perubahan yang wajar. Kalau kamu ternyata harus memilih dia yang baru saja hadir, ungkapkan rasa bersalahmu terhadap dia yang lebih dulu tanpa bermaksud untuk merendahkan dirinya.

I know it’s hard… dan akan menjadi hari yang kelabu untuknya. Tapi yakinkan dia bahwa akan ada orang lain yang lebih pantas mendampinginya.

Buat kamu yang pernah/sedang menjadi selingkuhan… dan harap-harap cemas dengan keadaan yang serba salah…

Kalau dari awal kamu tahu bahwa kamu bukan satu-satunya, congratulation!!! Kamu telah memulai hari-hari penuh kekhawatiran dan detik-detik ketidakpastian yang berharga di hidupmu.

Mengharapkan ketulusan dari seseorang yang diliputi pengkhianatan tidak akan pernah sungguh-sungguh tercapai. Mengharapkan keadilan apalagi. Nggak akan benar-benar terbukti.

Lagian mau aja sih jadi orang ketiga? Dijanjiin apa sih sama dia?

Jangan bangga kalau dia lebih memilih kamu daripada pacarnya. Ya gimana ya, pacarnya aja bisa dia tinggalin demi orang lain, jangan heran dan kaget kalau nantinya dia menempatkan kamu pada kondisi yang sama.

Kalau kamu awalnya nggak tahu dan di tengah jalan kamu menyadari bahwa kamu adalah selingkuhan, jangan meluangkan waktu untuk rebutan dengan pacarnya yang lama. Nggak ada faedahnya. Apalagi sampai menyalahkan pacarnya yang lama karena merasa kamu adalah korban. Dia nggak salah apa-apa dan dia juga korban  yang mungkin hatinya lebih tersayat.

Sebenarnya, menurut gue, selingkuhan adalah satu-satunya pihak yang dapat menghentikan perselingkuhan dengan cara yang paling minim perseteruan, yaitu mengalah. Tapi sayangnya nggak semudah itu. Ketakutan akan kurangnya perhatian, kesepian, dan anggapan-anggapan negatif lainnya membuat sulit keluar.

Jadi selingkuhan yang terlibat dalam hubungan orang lain itu bisa dihindari lho. Pernah dengar "Kita bisa memilih mau berhubungan dengan siapa saja, tapi kita tidak bisa memilih untuk jatuh cinta kepada siapa"? I hate this kind of excuse. Ya tentu aja bisa lah, if you know s/he is in a relationship or involved then back off and you won't fall in love!

Rasa sayang itu kayak tanaman buah. Tumbuh karena ada yang memupuk. Buahnya akan baik kalau dipupuk dengan cara yang sesuai dan di tanah yang tepat. Nah, selingkuh itu ibarat menanam buah di tanah yang salah dan dengan cara yang nggak benar. Probabilitas hasilnya cuma 2: tanaman buah itu akan mati atau harus dipindahkan ke tanah lain. Because cheating is not a mistake, it's a choice.

Oh ya, untuk kamu yang berperan sebagai selingkuhan dan juga sahabat dari yang diselingkuhin, kamu nggak perlu repot-repot memaksa sahabat kamu untuk merelakan pacarnya menjadi milik kamu dan meyakini bahwa setelah ini persahabatan kalian akan baik-baik saja. Perekat semahal apapun tidak akan mampu membuat serpihan kaca dapat menyatu utuh kembali seperti semula, minimal retakannya masih terlihat.

Memang, perasaan sama logika susaaah banget akur. Kamu juga diberikan pilihan yang sulit di antaranya. Tapi itulah namanya konsekuensi, kawan. Dan kamu telah memilih untuk terjun terlalu dalam.

*sigh*

Emang ye, selingkuh nggak ada bagus-bagusnya. Udah baca, masih pengen terlibat perselingkuhan? Atau ada newbie yang mau nyoba? Hahaha aduh gue mah ogah.

Penduduk dunia sekarang udah 7,2 miliar jiwa dan kamu masih stuck ngerebutin satu orang? Think!

Daripada ribet sama urusan orang ketiga, mendingan yang pacaran kenalin ke orang tua hahaha ya nggak?

Udah ya, kapan-kapan gue mau bahas tentang perselingkuhan tapi dikemas dengan tulisan yang lebih serius yaitu dari sudut pandang psikologi. Makanya mau cari-cari literaturnya dulu hehe

Have a lovely February!

Mohon maaf lahir dan batin.

P.S: Cheating is easy, try something more challenging like... being faithful!

Share this:

JOIN CONVERSATION

3 Feed Back:

  1. nice banget ni artikel nya.
    saya pernahnya sidelingkuhin, memang kampret.
    so so so agree kalau perempuan itu adalah mhakluk yang baper!!!

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Gue selingkuhan yang lagi selingkuh.

    BalasHapus