Kenali 10 Tanda Hubungan dengan Seorang Passive-Aggressive! (Part 1)


Halo! Setelah blog ini nggak produktif selama satu semester lamanya, karena writernya sibuk menulis skripsi, akhirnya ada post baru juga. Horeee!

Mari kita sambut 2016 dengan semangat patriotisme untuk membahas hal-hal seurgensi indeks harga saham gabungan, yaitu isu tentang hubungan berpacaran!! Yeay!

Iya, nggak nyambung ya...

Oke, jadi sekarang gue mau share tentang sesuatu yang kelihatan sederhana, mungkin biasa terjadi dan dialami, tapi ternyata berdampak besar bagi keberlangsungan hubungan: an individual with passive-aggressive!

Apaan tuh passive-aggressive?
Jadi, seseorang dengan perilaku passive-aggressive adalah seseorang yang perilakunya kelihatan oke-oke aja, tapi di balik itu perilakunya dapat bernilai negatif hingga dapat menghambat kebahagiaan orang lain (didefinisikan oleh NYU Medical Center). So, kalau ternyata pasanganmu (atau bisa jadi kamu sendiri) adalah orang yang sering menunjukkan perilaku passive-aggressive, lama-kelamaan akan menyebabkan ketidakbahagiaan dalam hubungan dan bisa mengganggu kesejahteraan masing-masing individu!

Post ini gue buat dengan sumber utama 10 Signs You're in a Relationship With a Passive Aggressive, gue ubah ke Bahasa Indonesia dengan gaya bahasa kekinian biar mudah dipahami hehe
 
Sebelum membaca berbagai tandanya, camkan dulu ini di kepala kamu: perilaku passive-aggressive itu implisit, tidak secara langsung ditunjukkan, tapi bisa bikin pasangan sakit hati dan merasakan emosi negatif yang tidak perlu. Begityu.

Lalu, perilaku apa aja tuh yang termasuk ke dalam passive-aggressive?

1. The Silent Treatment
Seseorang yang berperilaku seperti ini tanpa alasan nggak mau berkomunikasi dengan pasangannya. Biasanya silent treatment ditujukan agar si pasangan menyadari sendiri kalau "you did something wrong, then you have to figure it out". Silent treatment ini juga kadang divariasikan dengan adanya ekspresi sok-sok nggak peduli dan nada ketus. Ya kayak ngambek-ngambek nggak jelas gitu. Hayo, siapa yang biasanya begini?

2. Saying "Yes" but Meaning "No", vice versa
Kalau cowok, bilang "Ya" padahal "Tidak" itu biasanya agar permasalahan cepat selesai, menghindari omelan-omelan selanjutnya, atau ya biar ceweknya nggak bawel aja. Beda kalau cewek, bilang "Tidak" padahal "Ya", biasanya buat ngetes kepekaan cowok. Sialnya, si cowok mengartikan secara naif, nggak ngerti kode cewek nomor 349 yang berisi: "Kalau aku bilang nggak, berarti iya."

3. Saying "I Can't" but meaning "I Won't"
Tahu bedanya antara "Aku nggak bisa" sama "Aku nggak mau"? Sering mengatakan "Aku nggak bisa..." pada permintaan pasangan yang beralasan diiringi dengan excuses yang macam-macam, bisa jadi sebenarnya ia ingin menghindari tanggung jawab dan secara implisit mengartikan bahwa sebenarnya ia nggak mau. Tapi perlu diingat, mengatakan "Aku nggak bisa"-nya itu mesti sering sehingga bisa disebut passive-aggressive, dan juga disertai beribu alasan yang terkesan menghindari.

4. The "I'm fine" game
Di psikologi, perilaku seperti ini disebut brooding atau simmering resentment. Konflik dalam hubungan itu wajar terjadi, tapi ada baiknya memang konflik dibicarakan agar masing-masing individu memahami sudut pandang pasangan sehingga dapat diselesaikan dengan solutif. Nah, ternyata nggak semua pasangan atau individu bisa mengekspresikan emosinya. Apa yang dirasakan (mostly kekecewaan, kesedihan, ketakutan, atau kemarahan) tidak disampaikan dengan jelas, tapi malah mengatakan "Aku nggak apa-apa." Padahal ada 'apa-apa'. Lucunya, bilang "Aku nggak apa-apa" diikuti dengan perilaku negatif seperti cuek, nada bicara yang berubah, dan menampilkan emosi yang tidak biasa.

5. Procrastination
Perilaku menunda dalam hubungan juga nggak bisa disepelekan lho. Kalau di poin ketiga sering menolak permintaan dengan mengatakan "Aku nggak bisa", di poin ini perilaku yang muncul adalah ia mengiyakan apa yang diminta oleh pasangan tapi.... mengerjakannya dengan banyak alasan, sengaja melupakan, mengeluh berlebihan, full of excuses, dan menghambat. Intinya, ia terlihat seolah mengerjakan apa yang diminta oleh pasangan, tapi ia menunjukkan perilaku bahwa sebenarnya ia tidak benar-benar ingin melakukannya. Bukannya beres, bisa jadi malah membebani pasangannya.

Continue to: Kenali 10 Tanda Hubungan dengan Seorang Passive-Aggressive! (Part 2)

Share this:

JOIN CONVERSATION

    Blogger Comment

0 Feed Back:

Posting Komentar