Kisah Pertama
Saat itu rambutku tersisir rapi dengan kilau khas gel di sela-selanya; saat itu kemeja seragamku disemprotkan parfum terwangi milik Ayah yang kupakai diam-diam.
Saat dimana aku mulai mendambakanmu.
Saat itu catatanku rapi dengan tulisan yang setengah mati aku buat agar terbaca, terutama olehmu; saat itu mengerjakan PR adalah sesuatu yang aku tunggu, terlebih jika mengerjakan bersamamu.
Aku tahu, saat itu aku hanya ingin mendapatkan perhatianmu dibalik keuntungan-keuntungan setelahnya.
Tak apa jika kamu membuang coklat murahan yang aku berikan di hari ulang tahunmu. Percayalah, bahkan untuk menemuimu, berjabat tangan dan memberikan selamat kepadamu, adalah suatu momen tergugup kedua setelah khitanan; momen termesra pertama sebelum aku mengenal cinta.
Kamu, gadis kecil cantik yang aku nobatkan sebagai cinta pertama saat kita masih saling melempar senyum di malam perpisahan... Terima kasih telah memberikanku kesempatan manis, setidaknya merasakan jantungku seperti berhenti berdetak sesaat setelah kamu mengatakan "Setelah lulus SD, aku sekeluarga akan pindah ke Amerika. Kamu tahu kan itu di mana?"
Dan jantungku terasa seperti benar-benar akan mencuat keluar.