Hello, I am Carlo #1
Mobilnya, Ibu!
monteigueldoblog.com |
Sejujurnya aku tidak suka dititipkan di rumah bibi Emma. Rumahnya bau bawang. Dan aku tidak suka bawang.
"Rotinya habis, akan Ibu ganti dengan pasta panggang."
"Keju. Harus."
"Iya, sayang. Ibu tidak mungkin lupa memberinya keju."
Aku tidak mengatakan apapun. Tapi aku tetap ingin sandwich, Ibu!
***
Rumahku terletak di calle Villacampa (jalan Villacampa) daerah Vallecas, sebuah kawasan dengan mayoritas pekerja di kota Madrid, Spanyol. Rumah bibi Emma di belakang jalan rumahku.
"AAAAARRGGHHH!!"
Aku berteriak sambil melompat ketika melihat mobil sedan warna merah yang melintas di jalan depan rumahku. "Ada apa?" kata Ibu yang kaget mendengarku berteriak.
Oh, ternyata bukan hanya Ibu, tetapi juga pejalan kaki lain.
"Mobil."
"Mobil apa? Yang mana?"
"Sana."
"Mobil yang terparkir di sana?"
"Bukan. Mobil."
"Mobil itu?"
"Pergi."
"Oh, mobilnya sudah pergi?"
"Jauh. Tidak lihat."
"Iya, kamu tidak bisa melihat mobil yang sudah jauh pergi."
"Mau. Mobil. Aku mau."
"Mau mobil? Kamu mau Ibu belikan mobil-mobilan?"
"Ayo. Mobil."
Aku menarik tangan Ibu ke arah yang bahkan aku tak tahu akan kemana seharusnya.
"Jangan sekarang ya, nak. Nanti setelah Ibu pulang kerja. Sekarang kita akan ke rumah bibi Emma."
"Mau. Sekarang, aku mau."
"Carlo anak baik, nanti Ibu belikan mobil-mobilan ya. Bagus sekali. Ibu janji. Tapi Carlo harus menemani bibi Emma dulu ya. Katanya dia rindu pelukan kamu."
"Bibi Emma!" aku kembali berteriak, padahal tidak ada bibi Emma di situ.
Aku berlari menyusuri trotoar sambil tertawa spontan, seperti kegirangan. Tentu bukan perihal akan bertemu bibi Emma yang membuatku seceria ini.
***
Mobil baruku tiba!
Mungkin ini kado ulang tahunku yang kelima, seminggu yang lalu.
Mungkin Ibu lupa, atau Ibu baru sempat membelinya sekarang.
Yang penting mobil baruku tiba! Sekarang aku punya empat. Banyak ya?
"Karena Carlo anak baik, jadi Ibu belikan mobil-mobilan warna biru. Selamat ulang tahun ya, nak. Ibu mencintaimu." kata Ibu mencium pipiku.
"Dulu. Sudah."
"Iya, Ibu tahu hari ulang tahunmu sudah lewat, maafkan Ibu yang terlambat memberikanmu hadiah. Bilang apa sama Ibu?"
"Maiiiiiiinnn!"
Selama ibu bicara aku hanya melihat tanganku membolak-balik mobil baruku.
***
Ibu, maafkan aku.
Maafkan aku yang sulit menatapmu, padahal aku ingin sekali bicara dengan Ibu dan menatap mata Ibu yang cantik.
Ibu, maafkan aku.
Seharusnya aku bilang "Terima kasih Ibuku sayang. Aku janji aku akan terus jadi anak baik" dan memberikan kecup balasan di pipi Ibu.
Ibu, aku tidak peduli seterlambat apa Ibu memberikanku hadiah ulang tahun. Karena Ibu telah memberikan sesuatu yang berharga dan tak akan kembali dalam hidup Ibu: waktu untuk selalu membahagiakanku.
0 Feed Back:
Posting Komentar