One Doesn't Simply: Controlling Anger


What is Anger?

Feeling that makes people want to quarrel or fight. A strong feeling of annoyance, displeasure, or hostility.


Buddha presumably said, "Holding on to anger is like grasping a hot coal with the intent of throwing it at someone else".



Sebelumnya, gue mau nanya dulu deh. Siapa yang nggak pernah kesel? Siapa yang nggak pernah kecewa? Dan siapa yang nggak pernah marah?


Nobody.



Semua orang tentu pernah merasakan kesal, kecewa, hingga menampilkannya dengan kemarahan. Bahkan bayi yang hanya bisa menangis pun dapat merasakan marah ketika sesuatu yang dia inginkan tidak tercapai. Tentu di setiap tahap perkembangan, manusia mempunyai cara yang berbeda-beda melampiaskan atau menunjukkan rasa kesal, kecewa, amarah, dan sebagainya.




Gue sering berhadapan sama orang yang pemarah. Lihat curhatan gue di pos sebelumnya: http://disyarinda.blogspot.com/2012/11/pelatih-kesabaranku.html 


Gue sampe hapal alasan-alasan yang bikin dia tersulut emosi, hapal bagaimana dia melampiaskan marahnya, juga hapal ekspresinya. Gue bahkan sangat tahu hal apa yang akan membuat rasa amarahnya reda dan gimana cara gue menghadapinya.



Bukan hal yang mudah untuk mengontrol rasa marah kita, apalagi kalau yang menjadi alasan kita marah adalah sesuatu yang sangat merugikan, sulit untuk dikembalikan seperti keadaan semula, atau akan menyebabkan sesuatu yang buruk di kemudian hari dalam jangka panjang.

Sulit bukan berarti tidak mungkin. Di bawah ini beberapa tindakan yang dapat kamu lakukan untuk mengontrol dirimu ketika marah:

  • Kenali dan akui kemarahanmu.

Biasanya, orang yang marah adalah orang yang tidak mengerti bagaimana seharusnya dia bertindak di saat situasi sedang tidak mendukung perasaannya. They feel its physical discomfort but don't know how to label it. Kenali penyebab marahmu, akui bahwa kamu memang merasa tidak nyaman dan pikir lagi apakah alasan dibalik marahmu pantas kamu tunjukkan pada orang lain?

  • Anggaplah kemarahanmu adalah 'sinyal'.

Sinyal yang dimaksud di sini adalah tanda-tanda yang kamu tangkap sendiri untuk menekan tingkat stress.  It is something to be accepted as a sign that some deeper threat has occurred that needs your attention.

  • Sadari tujuan dan efek kemarahanmu.

Apakah kamu marah untuk mendapatkan perhatian orang lain? Atau ingin menunjukkan bahwa kamu kecewa terhadap sesuatu? Atau ingin orang lain merasa takut dan takluk kepadamu? Lalu, apa yang terjadi setelah kamu marah atau bahkan mengamuk? Semua masalah terselesaikan? Atau malah semakin rumit?

  • Komunikasikan kepada dirimu sendiri.

Pentingnya introspeksi dan 'ngobrol' ke diri sendiri tentang mencari solusi lebih penting ketimbang marah-marah yang secara nggak sadar malah bikin makin stress dan buang-buang waktu.

  • Berusaha mengalihkan perhatian untuk menenangkan dan cari solusi.

Mencari solusi ketika marah itu lebih sulit daripada menahan emosi itu sendiri. Tenangkan pikiran, recall ingatan yang menyenangkan, atur napas teratur, duduk rileks, dan cari solusi dari permasalahan. Bila perlu, ajak orang yang kamu percaya dan yang membuat kamu merasa nyaman untuk sharing masalah yang sedang kamu hadapi dan minta pendapatnya.
Merasa kesal adalah hal yang wajar. Merasa kecewa adalah sesuatu yang manusiawi. Marah terhadap kejadian tertentu boleh-boleh aja, asal tetap bisa kontrol amarah dan tidak melampiaskannya secara berlebihan.

Semua masalah tentu ada solusinya.

Share this:

JOIN CONVERSATION

2 Feed Back:

  1. waaah olphi emang cocok deh nih jadi ibu psikolog :)
    tapi bingung lo pi, kadang kalo marah gak dilampiasin rasanya gak enak banget dan bawaannya jadi stres sendiri kalo ditahan2. bingung jadinya u,u

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebenarnya marah juga gak boleh ditahan, din. kebanyakan orang mengartikan 'pelampiasan marah' adalah dengan cara berkata kasar, bertindak uncontrollable, mengamuk, dan sebagainya pada suatu objek tertentu. padahal kalau ditelaah lagi, pelampiasan marah bisa aja ngobrol baik-baik dan terbuka kpd seseorang walaupun ini tuh jarang terjadi. karna seseorang yg marah itu dia merasa tidak nyaman dengan kondisi yang tidak ia harapkan dan memerlukan sarana positif utk menyalurkan amarahnya, salah satunya sharing. caelaaahh... dah berasa psikolog beneran :))

      Hapus